Senin, 30 Maret 2015

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT ) Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Pokok Demokrasi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D Pardede Fondation T.P 2014/2015

Drs. Alimin Purba, M.Pd
Dosen Kopertis Wilayah I dpk pd. FKIP-UDA Medan


ABSTRACT
This study aims to determine the significant impact the use of cooperative learning model Numbered Head Together (NHT) The subject matter of Learning Outcomes on Democracy Class VIII Private Junior Odd Semester TP TD Pardede Fondation 2014/2015
This study is a quasi-experimental study. The population in this study were all eighth grade students of SMP Private Odd Semester TP TD Pardede Fondation 2014/2015 consisting of two (2) classes. The study sample consisted of two classes (number of samples) is a class VIII-1 as an experimental class taught using Cooperative learning model Numbered Head Together (NHT) and VIII-2 as a control class taught using Direct learning model, each class consists of 25 students. The instrument used to determine student learning outcomes is the achievement test in the form of 20 multiple choice questions which consists of five options, the instrument has ujicobakan to students outside of the sample to determine the validity, reliability, distinguishing features and level of difficulty about.

The average value of the pre-test for the experimental class is 6.48 with a standard deviation of 1.50 and a value - average pre-test for grade control 6:40 with a standard deviation of 1.58. From different test results to two classes pretest scores obtained t = 0.18 and table = 1.99. Because t <t table then this indicates that the ability of the two classes are the same initial. Furthermore, given the different treatment, after completion of learning held test and post-test results obtained scores - experimental class average was 15.40 with a standard deviation of 2.39 and the average score - average control group was 10.08 with a standard deviation of 2, 01. based on the statistical test (t test) obtained price t = 8.48 and t table = 1.71 at significance level a = 0.05 and df = 58 for t> t table (8.84> 1.71), then it shows that there is a significant effect of use of cooperative learning model Numbered Head Together (NHT) the learning outcomes in class VIII Odd Semester in Topic Democracy Private school students TD Pardede Fondation TP 2014/2015

Keywords: Effects of Learning Outcomes, Learning Model NHT







I.                  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional peranan pendidikan harus diutamakan untuk membina manusia agar menjadi kader pembangunan. Oleh sebab itu pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam UUD’45.
Hal ini merupakan tantangan bagi seorang guru sebagai tenaga pendidik dalam melakukan pembelajaran di kelas. Dewasa ini, rendahnya minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran ilmu sosial khususunya PKn merupakan fenomena yang jelas bagi guru PKn.
Munandar ( 2005: 42 ):
Siswa yang tidak tertarik atau benci mata pelajaran PKn biasanya kurang berminat untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai pelajaran tersebut, mereka juga tidak mau mempelajari sendiri matapelajaran tersebut dari buku panduan pelajaran yang telah mereka miliki. Akibatnya mereka akan mengalami kesusahan atau kesalahpahaman tentang materi pembelajaran yang telah diajarkan guru atau yang akan diajarkan oleh guru.
Rendahnya tingkat pemahaman siswa tentang pentingnya pendidikan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi kemampuan, kesiapan, minat, dan intelegensi siswa. Faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah guru, prasarana dan sarana pendidikan, lingkungan sekolah yang kondusif.
Subuni N ( 2011 : 41 )  guru yang baik adalah “guru yang tidak pernah menuntut peserta didiknya untuk mengerti keinginannya, tetapi ia akan berusaha memahami peserta didiknya terlebih dahulu, ia akan membuka dialog dengan mereka, juga mendengar keluhan dan harapan mereka. ”
Salah satu upaya sebagai langkah perbaikan pengajaran adalah penggunaan strategi pembelajaran yang baik. Banyak model dan pendekatan mengajar yang dapat digunakan guru di kelas yang salah satunya

adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Head Together ). Numbered Head Together dikembangkan oleh Spencer Kagan, dimana dalam pembelajaran dengan menggunakan model ini melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, menelaah meteri yang tercakup dalam pembahasan materi pelajaran mereka. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama dalam kelompok.
Guru merupakan perancang sekaligus pelaksana proses pembelajaran, dengan pertimbangan tuntutan kurikulum, kondisi siswa, dan yang paling utama adalah pemilihan model pembelajaran. Karena model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman ini memuat tanggungjawab dalam melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu dari tujuan penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Diharapkan terjadi perubahan dari mengingat ( memorizing ), menghafal ( rote learning ), kearah berfikir ( thinking ), dan pemahaman ( understanding ) dari model ceramah kependekatan discovery learning atau inquiry learning atau dari belajar individual ke kooperatif.
Dari pendapat di atas seharusnya seorang guru mampu menggunakan berbagai macam model pembelajaran, strategi, serta pendekatan dalam belajar agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Karena dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan dapat memberikan berbagai motivasi yang besar terhadap hasil belajar siswa. Motivasi yang diberi oleh guru dapat berupa bimbingan pada siswa pada saat jam pelajaran berlangsung sehingga semangat belajar siswa untuk belajar lebih meningkat lagi. Akibat dari rendahnya motivasi yang diberi oleh guru dan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat maka siswa akan mrasa bosan dan malas belajar di dalam kelas.
Salah satu perubahan yang perlu dilakukan adalah belajar individual menjadi kooperatif yang bergantung pada kelompok-kelompok kecil dalam belajar. Dan ia juga berpendapat bahwa “pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar”. Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari empat siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
Ciri khas pembelajaran Kooperatif Tipe NHT yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok dan tinggal dalam satu kelompok untuk beberapa minggu atau beberapa tahun sebelum siswa tersebut diberi penjelasan atau diberi pelatihan bagaimana dapat bekerjasama. Aktivitas pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam tiga tujuan pembelajaran yang berbeda, yaitu: dalam pembelajaran tertentu siswa menjadi kelompok yang berupaya untuk menemukan sesuatu, kemudian setelah pembelajaran habis siswa dapat bekerjasama untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai segala sesuatu yang telah dipelajari untuk persiapan kuis, bekerjasama dalam suatu format belajar kelompok.
Trianto ( 2009:82) “ model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ( Numbered Head Together ) dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas”. Menurut Spenser Kagan dalam Lie Anita (2002:54) pencetus model NHT ini  “pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Head Together ) melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang dicakup”.
Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT digunakan untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis dan dapat membantu siswa melihat hubungan antara konsep peristiwa yang ada dalam pengajaran. Melalui bantuan model pembelajaran, siswa lebih mudah melihat hubungan antara komponen suatu teori atau isi pengajaran. Metode pembelajaran NHT dapat dimanfaatkan untuk mengatasi pengajaran guru yang bersifat verbalisme. Dengan melihat pentingnya penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa,  peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT ) Terhadap Hasil Belajar  Pada Materi Pokok Demokrasi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation  T.P 2014/2015
A.    Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Hasil belajar siswa rendah.
2.      Metode pembelajaran guru masih relative monoton.
3.      Motivasi belajar siswa kurang.
4.      Guru kurang memahami model pembelajaran selain model pembelajaran langsung.



B.     Pembatasan Masalah
Melihat identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dan mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi dana, waktu, dan tenaga yang dibutuhkan, serta untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka dibatasi masalahnya tentang:
1.      Subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/2015
2.      Hasil belajar siswa dibatasi pada materi pokok Demokrasi.
3.      Model pembelajaran yang digunakan adalah Kooperatif Tipe NHT dan Model Pembelajaran Langsung
C.    Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  pada materi Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/20015?
2.      Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Langsung pada materi Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/20015?
3.      Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/20015?

D.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada materi pokok Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil  SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/20015?
2.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok Demokrasi di Kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/2015
3.      Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/20015?
4.       
E.     Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoretis:
a.       Pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam pengembangan model pembelajaran.
b.      Dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian lain tentang model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.
2.      Manfaat Praktis:
a.       Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan guru dalam menggunakan model pembelajaran khususnya bidang studi PKn.
b.      Untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran Kooperatif Tipe  NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
c.       Sebagai bahan alternative bagi calon guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai, untuk meningkatkan hasil belajar siswa.                                      
II.  KAJIAN PUSTAKA
A.    Kerangka Teoretis
1.      Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Menurut Trianto ( 2011 : 29 ) model pembelajaran adalah “salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur  dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”.
Rusman ( 2011 : 5 ) :
Model pembelajaran adalah Suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam  merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menetukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran dapat membantu peserta didik meningkatkan sikap positif dalam pembelajaran, terutama bidang studi sosial ( PKn ).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat  disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sutu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman  mengajar yang dapat meningkatkan sikap positif peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan secara bertahap.
2.      Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan   pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. ( http://www.google.com). Peneliti menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ( Numbered Head Together ). Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tipe ini juga mendorong siswa untuk  meningkatkan semangat kerjasama mereka. Melalui penggunaan tipe ini, siswa belajar melaksanakan tanggungjawab pribadinya dalam saling berkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Tipe ini biasa juga digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.
3.      Langkah-langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Penggunaan model ini, guru harus menerapkan langkah sebagai berikut:
Langkah 1:      Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa    sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
Langkah 2:      Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau awal.
Langkah 3:      Pedoman ( Numbering ), guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor yang berbeda.
Langkah 4:      Pengajuan pertanyaan ( Questioning ), guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa dan pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
Langkah 5:      Berfikir bersama ( Head Together ), para siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakini bahwa setiap orang mengetahui jawaban tersebut.
                                                Langkah 6:      Pemberian jawaban ( Answering), guru menyebutkan satu nomor dan para siswa dari kelompok dengan nomor yang sama untuk mengangkat tangan dan mempersiapkan untuk seluruh kelas. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok.
                        Langkah 7:      Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. ( http://www.google.com         
                        Keuntungan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT :
1.      Menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.
2.      Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan menggunakan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.      Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.



4.      Model Pembelajaran Langsung
Djamarah (2010 : 127 ) mengemukakan  
bahwa:
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung menuntut guru lebih aktif di dalam pembelajaran, sedangkan siswa pasif.

5.      Pengertian Hasil Belajar
             Sagala ( 2009 : 98) mengatakan bahwa “proses pembelajaran akan berhasil secara optimal manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar, dimana belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkahlaku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya”.
            Dalam pengertian ini terdapat kata “perubahan” yang berarti bahwa seseorang telah mengalami  proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan sebagainya. Dengan demikian belajar dapat dikatakan berhasil bila terjadi perubahan dalam diri seseorang.
            Setelah siswa mengikuti kegiatan belajar di sekolah dalam beberapa waktu, maka siswa tersebut akan memiliki hasil belajar. Hasil belajar itu merupakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
            Munandar ( 2003 : 213 ) menjelaskan:               
Hasil belajar siswa dapat dilakukan guru hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dapat dianggap penting dan dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, rasa, dan karsa. Kunci pokok utama untuk memperoleh ukuran dan data hasil siswa melalui garis-garis besar indikator ( petunjuk adanya prestasi tertentu ). Dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan dan diukur.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
6.      Materi Pembelajaran Demokrasi
1). Pengertian
            Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata    yaitu, demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Jika kedua kata tersebut digabungkan maka akan berarti kekuasaan rakyat atau pemerintahan rakyat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat atau sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat dan selalu mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan negara.
             Pada zaman Yunani kuno, rakyat yang menjadi warga negara terlibat langsung dalam pemikiran, pembahasan, dan pengambilan keputusan mengenai berbagai hal yang menyangkut tentang negara. Demokrasi zaman Yunani kuno ini sering disebut dengan demokrasi langsung atau demokrasi murni. Penerapan sistem demokrasi dengan cara ini tentunya tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan, karena saat ini hampir semua negara memiliki wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Kondisi itulah yang membuat setiap masalah kenegaraan tidak mungkin dibicarakan dengan seluruh warganegara, tetapi cukup diwakilkan kepada wakil rakyat yang duduk dalam lembaga perwakilan rakyat. Oleh karena itu dilakukan secara perwakilan, maka sistem demokrasi seperti ini sering disebut demokrasi tak langsung atau demokrasi perwakilan.
            Perkembangan teknologi dan kebudayaan yang begitu cepat, tidak merubah anggapan sebagian besar negara bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang paling ideal. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya negara yang nenyatakan sebagai negara demokrasi, meskipun dengan sebutan yang berbeda-beda. Misalnya demokrasi Liberal, demokrasi nasional, demokrasi rakyat, demokrasi parlementer, dan demokrasi pancasila.
2). Prinsip – Prinsip Dasar Demokrasi
a). Pemerintahan Berdasarkan Konstitusi
            Pemerintahan berdasarkan konstitusi memiliki arti bahwa dalam melaksanakan pemerintahannya, kekuasaan pemerintah harus dibatasi oleh konstitusi atau UUD, sehingga kekuasaan pemerintahan tidak tak terbatas. Pembatasan ini penting agar pemerintah tidak menyalahgunakan kekuasaan dengan bertindak sewenag-wenang terhadap rakyatnya.
            b). Pemilihan Umum yang Bebas, Jujur,   
                 dan Adil
            Sebaik apapun suatu pemerintahan dirancang, ia tidak akan dianggap demokratis bila pejabat-pejabatnya tidak dipilih secara bebas, jujur, dan adil oleh rakyatnya dalam suatu pemilihan umum.
c). Hak Asasi Manusia Dijamin
            Setiap orang memiliki hak dasar yang melekat pada diri manusia sejak ia dalam kandungan ibunya. Hak ini merupakan anugerah dari Tuhan kepada semua manusia. Tidak satu orang pun yang berhak mengurangi, merampas, dan bahkan mencabutnya sekalipun ia adalah pemerintah.
d). Persamaan Kedudukan di Depan Hukum
            Setiap warganegara memiliki kesamaan di dalam hukum. Kesamaan perlakuan ini sangat penting untuk diberlakukan karena dengan adanya tindakan yang membeda-bedakan warganegaranya merupakan suatu tindakan diskriminasi yang tidak adil. Siapapun mereka, baik itu pejabat, pemerintah, orang kaya, orang miskin sekalipun, harus diberlakukan adil dimata hukum.
e). Peradilan yang Bebas dan Tidak Memihak
            Peradilan yang bebas, tidak memihak, dan terlepas dari campur tangan pemerintah atau siapapun, akan menjamin terwujudnya penegakan hukum yang tegas dan adil. Peradilan yang bebas dari tekanan apaun akan mampu mewujudkan keadilan yang seadil-adilnya bagi seluruh rakyat.
3). Pelaksanan Demokrasi di Indonesia
            Sejak merdeka kita mengenal 3 macam demokrasi yang pernah dan sedang kita terapkan di Indonesia. Ketiga demokrasi tersebut adalah:
a). Demokrasi Liberal
            Demokrasi ini sering disebut juga dengan demokrasi parlementer yang diterapkan di Indonesia sejak dikeluarkan maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945. Sistem Parlementer adalah suatu sistem pemerintahan yang menteri nya bertanggungjawab sepenuhnya kepada parlemen ( badan perwakilan rakyat/ DPR ). Penerapan sistem ini sebenarnya tidak sesuai dengan UUD 1945, karena berdasarkan UUD 1945 sistem pemerintahan yang harus diterapkan di Indonesia adalah sistem kabinet presidensial. Sistem kabinet presidensial adalah sistem pemerintahan dimana kabinetnya ( menteri-menterinya ) bertanggungjawab kepada Presiden.
            Dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 memiliki makna pula bahwa mulai tanggal tersebut, demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi liberal.
b). Demokrasi Terpimpin
            Demokrasi terpimpin dimulai sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Dimana Dekrit Presiden tersebut berisikan 3 poin berikut: pembubaran konstittuante, berlakunya kembali UUD 1945, dan pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesimgkat-singkatnya. Dengan demikian sistem pemerintahan pun berubah dari sistem pemerintahan parlementer menjadi sistem presidensial seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945.
            Dalam sistem presidensial diterangkan dua poin penting yaitu kedudukan presiden adalah sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, dan menteri-menteri bertanggungjawab kepada presiden. Dari kedua poin tersebut dapat diketahui bahwa demokrasi terpimpin tidaklah sama dengan demokrasi liberal. Perbedaan itu terlihat dengan kuatnya peran dan kendali presiden dalam pemerintahan, sehingga peran partai politik yang menjadi sangat kurang. Demokrasi terpimpin berakhir seiring berakhirnya kepemimpinan Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya digantikan oleh pemerintah Orde Baru dipimpin oleh Soeharto.

c). Demokrasi Pancasila
            Demokrasi Pancasila mulai ditegaskan di Indonesia untuk diterapkan sejak pemerintahan orde baru berkuasa. Pada dasarnya, demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai, diwarnai, disemangati, dan didasari oleh Pancasila. Dengan kata lain, demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang menerapkan kelima sila dari Pancasila.
            Oleh karena Pancasila adalah dasar negara, tentunya sudah menjadi suatu keharusan bagi kita untuk menerapkan demokrasi Pancasila pada pemerintahan negara.
4) Penerapan Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
            Semangat kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, dan musyawarah untuk mufakat yang telah menjadi ciri khas bangsa kita dan merupakan cerminan demokrasi Pancasila yang selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semangat tersebut dapat diterapkan diberbagai lingkungan sosial, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, mayarakat sampai bangsa dan negara.
B.     Kerangka Konseptual.
            Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam kegiatan belajar mengajar diawali oleh masalah yang memerlukan cara pemecahannya. Disitulah berbagai keterampilan dikembangkan siswa bukan sekedar mendengarkan dan mencatat namun juga membaca, mendengar pendapat orang lain, bertanya, menjelaskan, mengkaji, merumuskan, membagi tugas, berargumentasi, dan lain-lain. Melalui model ini siswa belajar melaksanakan tanggungjawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya.
            Perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan model pebelajaran konvensional dilihat dari kemampuan awal ( sebelum diberi perlakuan ) kedua kelas harus sama, setelah diberi perlakuan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional (pembelajaran langsung) pada kelas kontrol. Pada akhirnya dapat dibedakan hasil kedua kelas, apabila hasil belajar kelas ekssperimen lebih baik dari kelas kontrol maka terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Demokrasi.
            Hasil belajar siswa adalah hasil yang diperoleh setelah proses belajar mengajar  selesai. Hasil belajar adalah merupakan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan baik secara kognitif, afektif  dan psikhomotor. Jika model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number Head Together) dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C.    Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pendapat yang harus diuji kebenarannya atau dengan kata lain hipotesis adalah merupakan suatau pernyataan sementara yang diterima sebagai kebenaran saat penelitian. Hipotesis akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Hipotesa dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh positif yang signifikan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Demokrasi di Kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D. Pardede Fondation T.P 2014/2015
III. METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelian
Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis quasi eksperimen. Karena dalam pembahasan penelitian ini yang diteliti adalah pengaruhnya.
B.     Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII Semester Ganjil  SMP Swasta T.D. Pardede Fondation  T. P 2014/2015 tepatnya mulai bulan  Oktober  s/d  Desember 2014.
C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester Ganjil  SMP Swasta T.D. Pardede Fondation yang terdiri dari dua kelas yakni Kelas VIII-1 dan Kelas VIII-2 dan masing-masing kelas berjumlah 25 siswa.
2.      Sampel
                  Dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak perlu dilakukan karena jumlah populasi sangat terbatas. Arikunto (2009:62): “bila jumlah populasi dalam penelitian lebih dari 100 maka akan ditarik sampel, dan jika jumlah populasi kurang dari 100 orang maka seluruh populasi akan dijadikan sampel atau dikenal dengan istilah sampel total”. Jadi dalam penelitian ini keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel atau sampel total.

D.    Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel
1.      Variabel Penelitian
      Yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu:
a.       Variabel Bebas yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dan model pembelajaran Langsung.
b.      Variabel Terikat yaitu hasil belajar siswa pada materi Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D.Pardede Fondation  T.P. 2014/2015.
2.      Defenisi Operasional Variabel
Supaya tidak terjadi kekeliruan dan penafsiran, maka peneliti membuat
batasan-batasan singkat. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini
i





a.      Model adalah reprensentasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, ataupun gagasan yang berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, ataupun matematikal.
b.      Model Pembelajaran merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjuang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat dijarakan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
c.       Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh atau dicapai oleh siswa pada bidang studi tertentu. Aspek yang dinilai adalah aspek kognitif, yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
E.     Rancangan Penelitian
                        Penelitian ini melibatkan perlakuan yang berbeda yaitu antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Rancangan Penelitian
Kelompok
Pre-tes
Perlakuan
Pos-tes
Eksperimen

Kontrol

T1

T1
X1

X2
T2

T2
                  
Keterangan :
                   T1             : Nilai Pre-tes
                   T2             : Nilai Post-tes
       X1            : Perlakuan pengajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe NHT
                   X2            : Perlakuan pengajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
F.     Instrumen Penelitian
                        Penelitian ini bersifat kuantitatif eksperimen, maka jenis datanya adalah data deskriptif kuantitatif yang berasal dari tes hasil belajar siswa. Untuk memenuhi pengambilan data tersebut maka diadakan pembegian kelas yaitu kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe NHT dan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajarn langsung. Dengan masing-masing kelas tersebut diberikan tes dengan memberikan soal pilihan berganda yang terdiri dari 4 pilihan dengan jumlah soal 25 soal.
                        Sebelum pembelajaran dimulai diadakan tes awal ( pre-test ) untuk mengetahui kemampuan sawal siswa. Diakhir pembelajaran dilakukan tes akhir ( post-test ) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran berakhir. Untuk setiap soal diberikan skor satu bagi jawaban yang benar dan nol bagi jawaban salah, sedangkan konversi skor dilakukan seperti pada tabel berikut:                                                        
Tabel 2
Indeks Hasil Belajar Siswa
Angka
Keterangan
80-100
66-79
55-65
40-55
0-39
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
                                                           








          Tabel 3
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa
Pokok bahasan / Sub. Pokok bahasan
Indikator
Nomor Butir Item
1.      Menjelaskan hakikat demokrasi
Ø  Menjelaskan pengertian unsur-unsur demokrasi sebagai bentuk pemerintahan 
Ø  Menjelaskan pentingnya kehidupan demokrasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Ø  Menjelaskan pentingnya

kehidupan demokrasi dalam bermasyarakat
1,3,4


2,5,8,10,14,21,22


6,7,9,11,13,15
2.      Menjelaskan tujuan demokrasi di Indonesia
Ø  Menganalisis tujuan demokrasi
12,16,17,19
3.      Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan
Ø  Menunjukkan sikap positif terhadap demokrasi dilingkungan sekolah dan keluarga
18,20,23,24,25








G.    Uji Coba Instrumen
                        Tes yang telah disusun terlebih dahulu diuji tingkat kevaliditasan tesnya. Validitas tes sering diartikan dengan kesahihan. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya da kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Arikunto ( 2009 : 39 ) mengatakan, “ sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau pelajaran yang diberikan”. Uji coba instrument dilakukan di kelas IX Semester Ganjil SMP Swasta T.D.Pardede Fondation  T.P. 2014/2015.
Kriteria yang harus diperhatikan dalam penyusunan butir tes yang digunakan dalam instrument penelitian adalah:
1.      Validitas Tes
                        Validitas tes adalah suatu ukuran yangvmenunjukkan tingkat tingkat kevaliditan atau kesahian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memilki validitas rendah. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas butir-butir tes yaitu:
            Keterangan:
            N = jumlah seluruh sampel
            rxy  = koifisien kolerasi
            x = nilai dari variabel x
            x2 = nilai kuadrat skor distribusi x
            y = nilai dari variabel y
            y2 = jumlah kuadrat skor distribusi y

Untuk menafsirkan keberartian harga validitas tiap soal maka harga rtabel apabila   rhitung   rtabel maka butir tes tersebut valid, begitu juga sebaliknya.
2. Reliabilitas Tes
       Reliabilitas tes menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mereliabilitaskan tes dapat menggunakan rumus:
            Keterangan:
            r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
            n= banyaknya butir item soal 
            s2 = varians skor
            p= proporsi siswa yang menjawab benar
            q= proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1-p )
            ∑spq = jumlah dari hasil pperkalian antara p1 dan q1
2.    Tingkat Kesukaran
Untuk menentukan tingkat kesukaran tes masing-masing tes menggunakan rumus ( Arikunto, 2009 : 208 ) yaitu p=
Dimana p= tingkat kesukaran
             B= banyaknya siswa yang tidak menjawab soal
             JS= jumlah soal
Dengan kriteria:
1)    Soal dengan p 0,00 sampai 0,33 adalah sukar
2)    Soal dengan p 0,31 sampai 0,70 adalah sedang
3)    Soal dengan p 0,71 sampai 1,00 adalah mudah
3.    Daya Pembeda
            Untuk menentukan daya pembeda ditentukan riumus:
D=-
Keterangan :
D = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok soal dengan salah
BB = banyaknya peserta kelompok soal dengan benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
Dengan kriteria:
1)    0,00 – 0,20 sangat jelek
2)    0,20 – 0,40 kriteria cukup
3)    0,40 – 0,70 kriteria baik
4)    0,70 – 1,00 kriteria baik sekali

H.    Prosedur Penelitian
            Berdasarkan rancangan penelitian diatas maka penelitian ini dilakukan dengan menempuh lngkah-langkah sebagai berikut:
1.      Berdasarkan pre-tes kepada kedua   kelompok siswa
2.      Memberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe NHT
3.      Memberikan perlakuan pengajaran tanpa menggunakan model pembelajaran NHT
4.      Melakukan pos tes kepada kedua kelompok siswa setelah dilakukan pembelajaran oleh guru kepada kedua kelompok siswa tersebut.
5.      Mengolah hasil pre-tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
Menguji hipotesis dengan membandingkan dan membedakan harga mean skor antara kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran NHT dengan yang dijarkan tanpa menggunakan model pembelajaran NHT. Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji thitung dengan taraf signifikan α= 0,55

I.        Teknik Analisis Data
1.    Deskripsi Data Penelitian
Dalam melakukan pengolahan data langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a.       Mencari rata-rata skor masing-masing kelompok sampel dengan menggunakan rumus ( Sudjana, 2005:69 ) yaitu x =
Dengan x = rata-rata skor
             ∑xi = jumlah aljabar dari data x
             n = jumlah sampel
b.      Mencari simpangan baku
SD=/ n ( n-1)
Untuk menghitung varians ( S2 ) dengan mengkuadratkan standart deviasi.
2.    Uji Persyaratan Analisis
            a). Uji Normalitas Data
            Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah populasi tersebut normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan teknik liliofers dengan prosedur sebagai berikut:
a.       Menyusun skor siswa dari skor rendah sampai skor tinggi
b.      Skor mentah dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,.......Z...
Dengan rumus: Z1 =
Keterangan :
X1 = responden, X1,X2,.....
Xx = rata-rata
S= simpangan baku sampel
c.       Untuk tiap bilangan dihitung dengan daftar distribusi normal baku, komulatif kemudian dihitung peluang F ( Zn ) = P ( Z ≤ Z1 )
d.      Selanjutnya dihitung proposisi Z1,Z2,Z3,........Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proposisi ini dinyatakan dengan S ( Zi ) maka:
S (Zi ) =  =      
e.       Menghitung selisih F ( Zi ) kemudian tentukan harga mutlaknya terbesar yang dinyatakan dengan Lo
f.       Untuk kenormalan data, maka dibandingkan anrata nilai Lo dengan nilai kritis L dari daftar nilai L pada uji liliefors.
Dengan kriteria penilaian ( Sudjana, 2005: 239 ):
Jika Lo  Ltabel maka distribusi normal
Jika Lo Ltabel maka tidak distribusi normal
            b). Uji Homogenitas Varians
            Dengan dilakukan uji dua pihak dengan taraf signifikan 5% hipotesis di atas diuji dengan statistik,(Sudjana: 2005:205 ):
F=
            Kriteria penujian hipotesis yaitu:
            Ho diterima jika Fh  a ( V1,V2 )
            Ho ditolak jika Fh  a ( V1,V2 )
3.      Uji Hipotesis
a.     Uji kesamaan awal pre-tes
     Uji hipotesis yang digunakan adalah uji thitung dengan taraf signifikan α = 0,05
           Derajat kebebasan ( dk )= n1, n2-2 dengan menggunakan rumus: Sudjana,( 2005: 239 )
            thitung =    dengan S2 =
Kriteria pengujian adalah :
          Diterima : H0 jika –t1- dimana t1- didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2-2 dan α = 0,05. Untuk harga t lainnya H0 ditolak. 
b.      Uji kesamaan hipotesis pos-tes
          Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa. hipotesis yang diuji berbentuk: H0: 1  = 2 dan Ha :  1 2
Keterangan:
1  = 2 : hasil belajar siswa padda kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, berarti tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
1 2 : hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, berarti ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

          Bila ada penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis menggunakan uji t dengan rumus Sudjana ( 2005 : 239 ), yaitu:
thitung =    dengan S2 =
Dengan kriteria pengujian, diterima Ha jika –t1-α1-α dimana t1-α didapat dari daftar distribusi t, dengan taraf α = 0,05 dan ( dk ) = n1+n2-2.
Keterangan :
t        = distribusi t
n1        = jumlah siswa kelas ekssperimen
n2      = jumalah siswa kelas kontrol
S22     = varians kelas kontrol
S2      = varians dua kelas sampel
X1      = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
X2      = rata-rata hasil belajar kelas kontrol.
S12     = varians kelas eksperimen


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada materi pokok Demokrasi di Kelas VIII Semester Ganjil SMP T.D. Pardede Fondation    T.P  2014/2015, maka dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi data, uji persyaratan analisis data dan pembahasan yang diperoleh selama penelitian.
4.1.    Deskripsi Data Penelitian
Data tentang hasil belajar siswa pada materi pokok demokrasi untuk kedua sampel pada penelitian ini baik kelas eksperimen maupunkelas control diperoleh selama proses belajar mengajar (aspek afektif) dan untuk aspek kognitif diperoleh pada proses belajar mengajar terakhir dan diberikan perlakuan berupa soal objektif.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diujicobakan sebelumnya. Dari uji validitas  diperoleh bahwa:
1.         Dari 25 tes yang diujikan hanya 5 soal yang tidak valid dan  20 soal valid.
2.        Secara keseluruhan tes yang diujikan reliabel dengan kategori tinggi.
3.        Tingkat kesukaran soal, terdapat 3 soal yang mudah, 3 soal yang sukar dan 19 soal sedang.
4.        Daya beda soal yang diujikan diperoleh kategori baik sekali 3 soal, baik 17 soal, cukup 5 soal.
4.1.1.      Data Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil pemberian pre-tes kepada siswa di kelas eksperimen dengan jumlah sampel 25 orang memperoleh skor rata-rata 6,48 dan kelas kontrol dengan jumlah sampel 25 orang memperoleh skor rata-rata 6,4. Sedangkan hasil pemberian post-tes kepada siswa di kelas eksperimen dengan jumlah sampel 25 orang memperoleh skor rata-rata 15,4 dan  kelas kontrol dengan jumlah sampel 25 orang memperoleh skor rata-rata 10,08.
Data hasil belajar terangkum dalam tabel berikut ini:


Tabel 4.1. Data Skor Hasil Belajar Siswa
No
Kelas Sampel
Pre-tes
Post-tes
S
S2
S
S2
1
Eksperimen
6,48
1,503
2,26
15,4
2,397
5,75
2
Kontrol
6,40
1,58
2,5
10,08
2,01
4,07


4.2.       Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan peneliti dengan menggunakan uji statistik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji liliefors dan uji homogenitas data dilakukan dengan uji homogenitas varians.
4.2.1. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui keadaan sampel yang diteliti, maka asumsi dari data penelitian merupakan persyaratan analisis yang penting untuk diperiksa. Ringkasan uji normalitas data dengan uji liliefors dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors
Data
Kesimpulan
Pre-tes Eksperimen
0,1417

0,173

Normal
Pre-tes Kontrol
0,1567
post-tes Eksperimen
0,0813

0,173

Normal
post-tes Kontrol
0,1285
Berdasarkan kriteria pengujian yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi normal jika Lhitung< Ltabel. Dari tabel diperoleh  bahwa nilai Lhitung<Ltabel, dengan demikian sampel berasal dari populasi normal. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal seluruh anggota sampel sebelum menerima pembelajaran, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah sama.

Uji Homogenitas Data

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau tidak, dengan kata lain apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat mewakili seluruh anggota populasi yang ada. Pada masing-masing data pretes dan postes untuk kedua sampel diperoleh hasil pengujian Fhitung < Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa sampel memiliki varians yang homogen. Jika sebaliknya maka varians tidak homogen :
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Varians
Data
Varians
Kesimpulan
Pre-tes Eksperimen
2,26
1,1061
2,66
Homogen
Pre-tes Kontrol
2,5
post-tesEksperimen
5,75
1,4127
2,66
post-tesKontrol
4,07
Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pre-tes, artinya sampel dalam penelitian ini bersifat homogen dan dapat mewakili seluruh anggota populasi yang ada.


















4.2.2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas data tes akhir (post-tes) ternyata kedua sampel berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan rata-rata dengan uji t. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol akibat pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe NHT di kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh hasilnya sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.4. Uji Hipotesis
Data
Skor
rata-rata
Kesimpulan
Pre-tes Eksperimen
6,48
0,186
1,992
Kemampuan awal kedua kelas adalah sama
Pre-tes Kontrol
6,4
post-tesEksperimen
15,4
8,4889
1,71
Kemampuan akhir kedua kelas berbeda
post-tesKontrol
10,08
Dengan memperhatikan tabel di atas, untuk Skor pre-tes kedua kelas diperoleh  sehingga Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas sebelum diberi pembelajaran adalah sama pada taraf signifikan 5%. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan  kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kemudian setelah diberi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  pada kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol. Untuk Skor post-tes kedua kelas pada taraf signifikan 5% diperoleh . Hal ini menunjukkan bahwa  Ada pengruh yang signifikan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap Hasil Belajar Siswa pada materi pokok Demokrasi, di mana kemampuan akhir kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Dari hasil pengujian ini, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar  siswa pada materi pokok Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil  SMP Swasta T.D.Pardede Fondation  T. P 2014/2015. Berikut adalah tabel perbandingan distribusi frekuensi Skor pre-tes dan post-tes kedua kelas.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi SkorPre-tesdan Skor Post-tesKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Skor
Frekuensi Skor
Pre-tes
Skor
Frekuensi Skor
Post-tes
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1
6
8
6 – 8
0
6
2
13
9
9 – 11
0
11
3
6
6
12 – 14
10
7
4

15 – 17
9
0
5
18 – 20
5
0


Diagram 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Pre-tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Text Box: Frekwensi









Diagram 4.2.    Distribusi Frekuensi SkorPost-tesKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Text Box: Frekwensi

4.3.       Pembahasan
Pada penelitian ini hasil belajar siswa pada materi demokrasi dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT    lebih baik dari hasil belajar siswa dengan menggunakan  model pembelajaran langsung. Hal ini terlihat dari uji  yang dilakukan menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf signifikan 5% dengan 
Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  dapat meningkatkan aktivitas siswa, membuat pengajaran lebih melekat dan belajar optimis.
Model pembelajaran  Kooperatif Tipe NHT  memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikikreatif yang memunculkan berbagai pertanyaan kemudian pertanyaan-pertanyaan siswa akan dihubungkan dengan materi pelajaran, siswa juga dituntut untuk mengetahui tujuan pembelajaran supaya siswa mengetahui sasaran pelajaran kemudian siswa akan membuat ide-ide yang didiskusikan dengan teman kelompoknya dan didemonstrasikan di depan kelas untuk mengutarakan ide mereka masing-masing dan setelah itu siswa akan membuat kesimpulan.
Dengan menggunakan model pembelajaran  Kooperatif Tipe NHT  proses belajar  mengajar berjalan dengan lancar di mana  siswa bergairah untuk belajar, tidak cepat bosan dalam mengikuti pelajaran dan antusias mereka meningkat. Siswa memiliki kreativitas dalam belajar dan  menyelesaikan soal-soal dengan pemahaman konsep yang jelas. Secara keseluruhan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung. Kenyataan ini, pada uji hipotesis menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen diperoleh  Artinya penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  pada materi demokrasi menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan; Hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada materi demokratis menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan, sedangkankelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  pada materi demokrasi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

            Berdasarkan teknik pengumpulan data, analisis data, pengujian hipotesis penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut.
a.             Kesimpulan
1.      Skor rata-rata hasil belajar siswa pada materi Demokrasi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung diperoleh dengan rata-rata 10,08.
2.      Skor rata-rata Hasil belajar siswa pada materi Demokrasi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  diperoleh dengan rata-rata 15,4.
3.      Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh  artinya kemampuan akhir kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kemampuan akhir kelas kontrol. Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT  terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil SMP  T.D. Pardede Fondation  T.P  2014/2015.
b.             Saran
1.        Model pembelajaran  Kooperatif Tipe NHT cocok  digunakan dalam proses belajar mengajar,  karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar  siswa pada materi pokok Demokrasi di kelas VIII Semester Ganjil SMP Swasta T.D.Pardede Fondation  T.P 2014/2015.
2.        Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama, supaya melakukan penelitian pada lokasi dan materi yang berbeda untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.        Dalam menggunakan model pembelajaran ini sebaiknya diperhatikan kondisi kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung supaya kegiatan belajar lebih efektif.







                                        DAFTAR PUSTAKA
            Arikunto,S., (2009), Prosedur Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara
           Djamarah., (2010),   Model Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.   
            Lie, Anita., (2002), Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo
Munandar., (2003), Pengembangan Kreativitas Anak, Jakarta: Rineka Cipta.
________., (2005), Pengembangan Kreativitas Anak, Jakarta, Rineka Cipta.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

            Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
            Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpha Beta.

           
            Subuni., N., (2011), Mengatasi Kesulitan Belajar, Yogyakarta,:Javalitera.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

           http://www.google.com

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar