ASPEK PERENCANAAN
SISTIM JARINGAN DISTRIBUSI
Oleh :
Berlin Saragih
Prodi Teknik Elektro Universitas Darma Agung
diterbitkan di Jurnal AKADEMIA, kopertis Wilayah I Medan
Vol. 18 No. 3 Juli 2014 hal 15 - ISSN : No. 1410-1315
Vol. 18 No. 3 Juli 2014 hal 15 - ISSN : No. 1410-1315
Abstract
The distribution line
program with medium voltage 20 KiloVolt and low voltage 380/22o volt in a Village like Sosornapa where the Village
have not yet Electricity. So we will make a program a distribution lines with medium
Voltage 20 Kilo Voltas a primer distrbutin and low voltage 380/380 volt as a
secunder distributin so that the people which living on Sosornapa Village can
have electricity for Developing them self.
I.
Pendahuluan
Pembangunan Desa
adalah suatu pembangunan langsung menyentuh kepentingan dan 40% masyarakat
Indonesia yang pada dasarnya tinggal didaerah pedesaan atau daerah-daerah
tertinggal yang belum merasakan kemajuan zaman sekarang ini. Pembangunan Negara
ini belum dilakukan pemerintah disetiap sisi kehidupan masyarakat, diantaranya penyediaan
energi listrik sebab energi listrik adalah salah satu komponen yang sangat
menunjang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta kecerdasan masyarakat
dan mempercepat modernisasi Desa tertinggal.
Realisasi dalam
penyediaan energi listrik dilakukan dengan cara perluasan jaringan listrik
sehingga kepelosok-pelosok desa. Untuk ini diperlukan perencanaan yang matang
serta penggunaan peralatan dalam bidang kelistrikan harus memenuhi standard
demi tercapainya pasokan energi listrik yang memadai dikalangan masyarakat luas
yang membutuhkannya.
Perencanaan distribusi
mempunyai peranan yang sangat penting bila perluasan jaringan dilaksanakan,
sebab dengan suatu perencanaan yang baik dan penggunaan peralatan yang memenuhi
syarat akan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen dan masyarakat
luas.
I.1Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui aspek perencanaan system jaringan distrbusi tengangan
menengah 20 kv di desa sosor napa
kabupaten humbahas untuk kebutuhan listrik di desa tersebut.
Penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014.
II. Uraian teritis
II.1 Sistem Distribusi(A S Pabla,Ir.Abdul Hadi,1994)
Pada sistem tenaga
listrik jaringan Distribusi merupakan bagian yang tak terpisahkan dan
berhubungan langsung dengan pelanggan, pusat-pusat beban dilayani langsung
melalui jaringan Distribusi. Dengan demikian secara umum kata Distribusi
mempunyai arti penyaluran/pengiriman dan pembagian daya listrik ke konsumen.
Dalam memenuhi
kebutuhan tenaga atau daya listrik haruslah disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen/pelanggan. Tegangan yang disalurkan lewat jaringan transmisi tegangan
tinggi berkisar 150 KV. Kemudian tegangan diturunkan melalui transformator step
down menjadi tegangan 20 KV. Dan tegangan 20KV diturunkan melalui trafo step
down menjadi 380/220.
Yang dimaksud dengan suatu
jaringan distribusi ialah; jaringan antara pemakai tenaga listrik (langganan/konsumen)
dengan sumber daya yang besar (bulk power).
Sumber daya yang
besar (bulk power) ini dapat berupa:
a.
Pusat pembangkit yang berdekatan dengan para konsumen.
b.
Gardu-gardu induk (transmisi substation) yaitu :
Gardu-gardu yang disuplay oleh pembangkit melalui jaringan transmisi.
Bila ditinjau suatu
bentuk sistim Distribusi akan melihat bagian-bagian sebagai berikut :
Gambar 1. Bentuk
Sistem Distribusi
Keterangan Gambar:
1.
Bulk Power Source/Transmision Substation (Gardu Induk).
2.
Jaringan Sub Transmisi.
3.
Gardu Distribusi (Distribusi Substailon).
4.
Jaringan Primer (Primary Jaringan).
5.
Gardu Trafo Distribusi (Distribus Transformer).
6.
Jaringan Sekunder (Secundari Feeder).
Sebagian fungsi utama
dan suatu sitem Distribusi adalah : menyalurkan daya listrik dan sumber daya
listrik ke pemakai daya listrik (konsumen). Baik tidaknya suatu sistem
distribusi dapat dinilai dan bermacam-macam faktor diantaranya adalah mengenai:
a.
Voltage Regulation.
b.
Kontinuitas Pelayanan.
c.
Fleksibilitas.
d.
Efisiensi.
e.
Harga sistem.
Dalam merencanakan
suatu sistem Distribusi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
sistem Distribusi adalah : sumber daya
yang besar (bulk power).
a. Voltage Regulation
tidak terlalu besar (1% - 5 %).
b. Gangguan terhadap
pelayanan tidak boleh terlalu lama dan daerah yang mengalami gangguan harus
dibatasi.
c. Biaya harus rendah.
d. Sedapat mungkin harus
fleksibel (mudah menyesuaikin diri dengan perubahan-perubahan pada sistem
akibat perubahan beban, atau perubahan pada sistem, akibat perubahan tidak
memakan biaya yang terlalu tinggi).
e. Adanya sumber daya
yang akan disambung pada daerah tersebut.
f.
Masyarakat yang sangat membutuhkan aliran listrik.
II.2 Bentuk-bentuk Jaringan Distribusi. (A S
Pabla,Ir.Abdul Hadi,1994)
Berdasarkan jumlah
dan kapasitas beban serta kontinuitas pelayanan perlu perencanaan suatu sistem
distribusi yang sesuai dengan kondisi beban yang akan dilayani dan dapat
menguntungkan. Pembagian jaringan distribusi ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a.
Jaringan Distribusi Primer.
b.
Jaringan Distribusi Sekunder.
Jaringan Distribusi
Primer adalah jaringan yang menghubungkan jaringan-jaringan Transmisi (Subtransmisi)
dengan trafo daya sekunder, sedangkan Jaringan sekunder adalah jaringan yang
menghubungkan trafo daya sekunder dengan konsumen.
Di medan tegangan
jaringan distribusi primer adalah 20 KV sedangkan jaringan distribusi sekunder
adalah : 3 80/220 Volt.
Pada dasarnya ada
empat macam bentuk jaringan Distribusi yaitu :
a.
Jaringan Radial.
b.
Jaringan Loop atau Ring.
c.
Jaringan Grid.
d.
Jaringan Spindel.
·
Jaringan Radial
Jaringan ini pada
prinsipnya terdiri dan jaringan yang memancar (mengambil daya langsung dan
Gardu Distribusi) melalui feeder utama tanpa suplay dari sumber-sumber
lain.
Sepanjang setiap
feeder terdapat transpormator-transpormator distribusi (T.D) yang dilengkapi
dengan sekring. Transpormator distribusi diletakan sedekat mungkin dengan
beban. Antara GI dan GH umumnya dihubungkan dengan dua sirkit tegangan menengah
yang dilengkapi dengan rilai selektif agar salah satu sirket terganggu masih
ada satu sirkit yang beroperasi.
Gambar 2. Bentuk
Jaringan Radial.
Sistim ini sangat rendah
dan banyak digunakan untuk daerah-daerah yang bebannya rendah dan menengah.
Selanjutnya jaringan ini sangat sederhana dalam rangkaiannya dan sistem
pengamanan serta murah dan initial Costnya. Akan tetapi kontiunitas pelayanan
sistem ini kurang memuaskan, maka untuk mengatasi hal ini dalam beberapa hal
diadakan modifikasi, misalnya dengan cara membuat saluran ganda serta sebagai
kesimpulannya dapat dikatakan bahwa sistem ini mempunyai keuntungan serta
kerugian.
a. Keuntungan :
1.
Bentuknya sederhana
2.
Sistem pengamannya tidak sulit.
3.
Lebih ekonomis.
b. Kerugiannya :
1.
Kontuinitas pelayanan kurang memuaskan
2.
Lebih banyak menggunakan alat-alat pengaman.
Sistem radial ini
dipakai di Desa Sosornapa sebagai suatu jaringan distribusi, mengingat beban
yang tidak terlalu besar, sehingga tidak mengeluarkan pemasangan jaringan
distribusi yang menelan banyak biaya.
II.3 Saluran udara pada daerah
sosornapa
·
Saluran Udara Tengan Menengah (SUTM)(PT.PLN(Persero),2005)
Saluran udara
merupakan salah satu cara penyaluran dalam jaringan Distribusi 20 KV yang mana
penghantarnya ditempatkan pada ketinggian tertentu diudara terbuka sehingga
panghantarnya tidak diisolasi untuk mendapatkan pendinginan yang memadai.
Beberapa bagian utama dan saluran ini berupa :
a.
Tiang (Pole)
Tiang (pole) berfungsi sebagai penyangga
penghantar, tiang yang dipergunakan untuk menopang kawat penghantar ini adalah
jenis tiang besi (stelt). Tinggi dan tiang besi ini berkisar 9 sampai 15
meter, sedangkan jarak antara tiang berkisar 40 sampai 50 meter dengan jarak
rata-rata 45 meter yang disesuaikan dengan keadaan desa Sosornapa maka
perlengkapan yang akan diperlukan terdiri dari :
1.
Pole accessories atau perlengkapan tiang yang berupa
Ground rod, Pondasi tiang, Anti Climbing dan lain-lain.
2.
Pol Supporter atau penyangga tiang yang berflingsi sebagai
penyangga tiang agar tetap pada posisi yang terletak dan tidak miring/roboh
saat penarikan/ pemasangan penghantar.
3.
Pole Top Arrangment atau perlengkapan tiang bagian atas
yang berfungsi untuk menopang tarikan penghantar terdiri dan Cross arm,
Insulattor, Cross arm bend, art tie bend, dan parlengkapan kecil lainnya.
Jumlah tiang beton
yang digunakan untuk pembangunan jaringan distribusi pada daerah Sosornapa
adalah seperti tabel berikut ini :
Tabel 2.1. Jumlah
Tiang Beton Yang Digunakan.
Sumber:PT.PLN(Persero)
Dolok Sanggul
b. Konduktor dan Accessories
Penghantar atau
perlengkapannya sebagai penyalur energi lisrik, yang terdiri dari :
·
Penghantar jenis AAAC 3x35 mm” yang dipakai pada Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) 20 KV dimana panjang penghantarnya sekitar 7.623
Km dan panghantarnya LVTC 4x 25 mm” dipakai pada jaringan tegangan Rendah (JTR)
380/220V.
·
Perlengkapan terdiri dari dead end clamp, line tap
connector, aluminium binding wire, aluminium tape dan lain sebagainya.
·
Peralatan Pengamanan dan Pemutus
Untuk mengamankan jaringan
distribusi dan memutuskan hubungan kebeban dalam kondisi tertentu yaitu saat
teijadi hubungan singkat, sambaran petir, perbaikan serta perawatan.
·
Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).(A S
Pabla,Ir.Abdul Hadi,1994)
Saluran udara tegangan
menengah merupakan jaringan kawat telanjang (tidak tensolasi) penghantar
aluminium. Luas penampang penghantar saluran udara tegangan menengah (SUTM) yang
dipakai pada daerah Sosornapa adalah AAAC (All Aluminium Alloy Condukior) 2x35 mm2. Kontruksi
saluran udara tegangan menengah yaitu seperangkat bangunan yang terdiri dari
tiang, isolator, cross arm, dan accessories yang berfungsi untuk menopang
saluran udara tegangan menengah (SUTM 20 KV).
Jenis-jenis kontruksi yang
dipakai didaerah Sosornapa dibedakan atas fungsinya masing-masing yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
·
Kontruksi B1
Kontruksi B1 adalah
kontruksi yang menggunakan isolator duduk 2 set, kontruksi ini biasanya
ditempatkan dijalan lurus dan biasanya tidak menggunakan skurr, karena kabel
Jaringan Tengangan Menengah (JTM) dipasang lurus diatas isolator sehingga tidak
ada gaya tarik kekiri atau kekanan karna itulah biasanya tidak dipasang skurr,
seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3. Kontruksi B1
·
Kontruksi B2
Kontruksi B2 adalah
kontruksi yang menggunakan isolator duduk 4 set. Kontruksi ini biasanya
digunakan dijalan yang sedikit membujur/tikungan ± 155°. sehingga untuk
menghindari kemiringan pada isolator akibat adaya daya tarik kekanan atau
kekiri dan kabel JTM maka isolator tersebut dipasang dabal sehingga lebih kuat.
Gambar4. Kontruksi B2
·
Kontruksi B4
Kontruksi B4 yaitu
saluran udara yang menggunakan isolator gantung (suspension isolator)
sebanyak 2 set. Kontruksi ini digunakan diantara jamperan kabel Jaringan
Tegangan Menengah (JTM), baik diposisi jalan lurus ataupun dijalan membujur
atau tikungan.
Gambar 5. Kontruksi B4
·
Kontruksi B5
Kontruksi B5 yaitu saluran udara tegangan menengah dan 2 arah menggunakan isolator gantung sebanyak4 set pin isolator 2 buah. Kontruksi ini digunakan jamperan Jaringna Tegangan Menengah (JTM) yang diikat diatas isolator dan yang diletakkan
disamping atas isolator gantung.
Gambar 6. Kontruksi B5
·
Kontruksi B7
Kontruksi B7
Fungsinya untuk saluran udara tegangan menengah, isolator gantung/tarik
sebanyak 2 set dan isolator duduk sebanyak 3 set. Kontruksi ini digunakan di persimpngan jalan yang mana
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) digandakan atau bercabang ke tempat lain.
Gambar 7. Kontruksi B7
·
Kontruksi B8
Kontruksi B8 yaitu
untuk saluran udara tegangan menengah dengan menggunakan isolator gantung/tarik
sebanyak 2 set dan isolator duduk sebanyak 2 set. Kontruksi ini biasanya digunakan
dipersimpangan jalan atau tikungan tajam dimana kabel Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) membentuk sudut hingga 900.
Gambar 8. Kontruksi B8
·
Kontruksi B9
Kontruksi B9 yaitu
saluran udara tegangan menengah yang ditempatkan didaerah tebing/bangunan
dengan menggunakan isolator duduk (Pin isolator) sebanyak 2 set. Untuk
menghindari tetjadinya kontak dengan bangunan/tebing sebingga kabel Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) diletakkan disamping tiang.
Gambar 9. Kontruksi B9
·
Kontruksi B10
Kontruksi B10 fungsinya untuk saluran udara
tegangan menengah yang memakai
fuse cut out, antara lain percabangan saluran udara tegangan menengah yang
menggunakan isolator gantung/tarik
sebanyak 4 set. Dimana kontruksi
ini merupakan tempat untuk meletakan trafo, karena kontruksi ml menggunakan
fuse cut out (FCO).
Gambar 10. Kontruksi B10
o
Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
Jaringan tegangan
rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dan Gardu Distribusi
kekonsumen tegangan rendah 380/220 Volt. Sistem yang digunakan jaringan tegangan
rendah adalah sistem radial dikonfigurasikan 2 phasa 3 kawat. Penghantar yang
digunakan adalah penghantar TIC (Twisted Insulated Cabe) yang
direntangkan diantara tiang penyangga.
o Pentanahan
Pentanahan sangat
penting dalam sistim distribusi jaringan listrik dan sistim pentanahan pada
body Trafo, yang sering digunakan pengahantar dalam pentanahan adalah
penghantar yang terbuat dan tembaga dengan luas penampang 150 mm” dengan
kemampuan arus hubung ketanah 25 KV selama satu detik. Konduktor yang ditanam
sedalam 30 cm sampai 150 cm atau sesuai dengan kondisi tanahnya.
Adapun pentanahannya
sebagai berikut :
1.
Mengamankan peralatan system dan bahaya yang ditimbulkan
oleh arus hubung singkat phasa ketanah.
2.
Memperkecil tegangan sentuh bila teijadi gangguan hubung
singkat tegangan phasa akibat terjadinya gangguan hubung singkat kawat phasa
ketanah atau body peralatan.
3.
Memperkecil kapasitas lightning arrester (LA) jika
terjadi gangguan akibat sambaran petir.
Pada daerah jaringan
Distribusi Sosornapa sangat perlu pemasangan pentanahan yang baik, karena pada
daerah ini terdapat banyak pohon-pohon yang tumbuh disekitar jaringan distribusi sehingga
memungkinkan terjadinya banyak gangguan yang bersifat temporer maupun permanen.
III. Metodologi
·
Alur
penelitian
Penelitian
inidilakukan dengan beberapa tahap sebagaiberikut:
a.Pengambilan
data sekunder dari pihak PT.PLN(persero) Dolok Sanggul tentang perencanaan
jaringan pedesaan didaerah tersebut.
b.Pengambilan
data primer dari desa sosor napa tentang kondisi geografis desa tersebut.
c.membuat
rancangan system distribusi tegangan menengah dan tegangan rendah yang sesuai
dengan kondisi geografis desa tersebut
·
Gambar One Line Diagram
Doloksanggul
Gambar 10. Gambar One Line Diagram Doloksanggul
Sumber:PT.PLN(Persero) Dolok Sanggul
·
Jenis Beban Dipedesaan
Untuk listrik
dipedesaan beban umumnya adalah beban rumah tangga yang bersifat konsumtif dan masih
jarang sekali untuk keperluan-keperluan produktif, yang menambah pendapatan
masyarakat desa (pemakai energi diperkirakan baru sekitar 45 - 65 KwA/bulan
atau 1,5 - 2,16 KwH/han setiap konsumen dipedesaan). Didaerah Sosornapa di
perkirakan hanya membutuhkan daya ratar ata 450 VA1220 V setiap pelanggan (konsumen).
Beban komersil atau usaha dipedesaan pada umumnya berupa toko-toko dan
warung-warung yang saat penggunaan listriknya hampir sama dengan rumah tangga
yaitu untuk penerangan di malam hari dan untuk pesawat elektronika ( TV, Radio, Tape recorder, dan lain-lain). Pada umumnya industri
dipedesaan masih terbatas, pada industri-industri kecil misalnya :
·
Peternakan Ayam
·
Penggilingan padi
·
Petemakan ikan
·
Bengkel/las dan Pengisian baterai
·
Panglong dan penggergajian kecil-kecilan.
·
Untuk pertanian misalnya Pompa irigasi
·
Penyedia Kebutuhan Daya
Metode menentukan
kebutuhan daya maksimurn sistim distribusi adalah suatu metode untuk menentukan
kebutuhan daya maksimum sekelompok langganan listrik. Besar kebutuhan (beban) berbeda-beda dalam
suatu interval waktu. Kebutuhan daya maksimum suatu kelompok langganan adalah
kebutuhan daya yang paling besar diantara kebutuhan daya suatu kelompok
langganan yang terjadi dalam suatu interval waktu tertentu.
Pada umumnya
kebutuhan daya maksimum suatu kelompok langganan berhubung dengan jumlah
langganan dan kebiasaan memakai listrik masing-masing langganan dengan
menganggap langganan listrik mempunyai kebiasaan yang serupa dalam memakai
listrik, maka kebutuhan daya maksimum suatu kelompok langganan listrik tertentu
dapat ditaksir dengan menggunakan suatu metode. Beberapa metode yang perlu
untuk kebutuhan penyediaan daya listrik antara lain :
IV. Pembahasan
o Berdasarkan Jumlah Pelanggan
Saat ini telah terdapat
sebanyak 114 calon pelanggan
pemakai jasa listrik di Desa Sosornapa, adapun persentase calon pelanggan jasa listrik pada desa
ini dapat di hitung melalui :
114
/ 251 x l00%
= 45,41%.
Persentase kelistrikan diharapkan akan mencapai
kenaikan rata-rata 5% pertahun, maka
pertumbuhannya sekitar :
114
x 5% = 5,7% (6 pelanggan/tahun)
Daya
rata-rata rumah tangga adalah 450 VA, maka daya yang akan dipasang sekarang
adalah :
114 pelanggan x 450 VA = 51.300 VA (51,4 KVA)
Setiap rumah tangga
rata-rata setiap tahunnya bertambah 3%
atau sekitar :
299
KK x 3% = 6,87% (7 KK/tahun)
Sehingga
memungkinkan adanya kenaikan pertumbuhan daya listrik untuk tahun yang akan datang.
V.PENUTUP
Dari pembahasan Bab-Bab
diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari jumlah pelanggan 114
KK dan 229 KK, maka dapat diperkirakan permintaan kebutuhan daya rata-rata
adalah 450VA/220, karena 88,55% pekerjaan penduduk adalah petani. Jadi daya dibutukkan
sangat kecil paling hanya untuk hiburan dan penerangan dimalam hari saja.
2. Supaya dapat terjangkau
Jaringan Tengangan Rendah (JTR), maka kita pasang 4 (empaf) buah trafo
step-down dengan kapasitas 50 KVA, ini disebabkan jarak pemukiman penduduk yang
sangat berjauhan dan penduduk lainnya dalam satu wiliyah tersebut.
3. Untuk Sistim jaringan distribusinya,
kita mempergunakan Sistem Radial karena letaknya jauh dan kecamatan lainnya.
4. Agar pembangunan
Perencanaan Jaringan Distribusi tersebut dapat terlaksana, maka dibutuhkan
Biaya sebesar R. 1.022.500.000,00.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. AS Pabla, Ir. Abdul
Hadi,1994 "Sistem Distribusi Daya
Listrik"
2. Djiteng Marsudi,1993 "Operasi Sistem Tenaga Listrik"
3. PT. PLN (Persero),2005 "Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah"
4. PT. PLN (Persero),2005 "Hantaran Udara Tegangan Menengah" Diklat Tuntungan.
5. J. Supranto,1997"Statistika Teori dan Aplikasi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar