Senin, 09 Juni 2014

PERBANDINGAN KUALITAS SELEI DARI HASIL PENGOLAHAN TERUNG FARMES LONG DENGAN TERUNG MEDAN



Binur Pretty Napitupulu dan Dameria Girsang
diterbitkan pada Jurnal UDA Vol XVI No. 02/Juli/2010 



Abstract

The goal of this research is to know the best quality of  Jam between Farmes Long Eggplant and Medan’s Eggplant in terms of color, taste, aroma and texture and to show that the eggplant as an alternative basic composition of making jam.


 This research is held at Akademi Pariwisata dan Perhotelan Medan’s Food Production Laboratory. The population is lecturer and staff of Akademi Pariwisata dan Perhotelan, teacher of SMP N 10 Medan and student of SMK N 10 taken from the total of sample basic composition making of jam from Farmes Long Eggplant and Medan’s Eggplant. The total is 3000 gram and the experiment is 3 times which is 1500 gram of  Farmes Long Eggplant jam and 1500 gram of Medan’s Eggplant jam.

To apply the goal of this research, the writer use experiment method. The instrument is questioner who distributed sample of 50 people and divided by 3  panelist groups. 15 panelist are Lecturer of pastry at Akademi Pariwisata dan Perhotelan Darma Agung Medan, teacher of SMP N 10 Medan, Lecturer and staff who understand the taste, 15  panelist are fair trained, student of SMK N 10 Medan, and 20 unwell trained panelist who staying around home of the writer.

The result of research is found basic score  and then the result of distributing to sum of the total and divided by three then take average and lastly find out the result the color of Medan’s Eggplant jam more better than Farmes Long Eggplant jam in terms of texture and the result of presentation respondent ( as shown on the table ).

Kata kunci : Terung, Selei




PENDAHULUAN

Buah dan sayur umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar.   Namun  buah dan sayur dapat  pula dijadikan salah satu produk olahan yaitu selei   Dengan cara ini masa simpan buah dan sayur tersebut dapat diperpanjang dan nilai guna  serta nilai ekonominya dapat ditingkatkan.
            Buah yang sering digunakan dalam proses pembuatan selai dan yang banyak terdapat dipasaran yaitu nenas, strawberry, bluebarry dan kacang tanah. Umumnya semua buah yang matang dapat diolah menjadi selai. Salah satu jenis sayuran buah yang dapat diolah menjadi selai yaitu terung karena terung mempunyai serat daging yang tebal dan lunak apabila direbus atau dikukus.
         Tanaman terung ini mempunyai umur hidup dan periode berbuah yang cukup panjang. Bila dirawat dengan baik maka umur tanaman dapat mencapai 6-7 bulan bahkan lebih. Pemanenan sudah dapat dilakukan 4-6 bulan setelah ditanam dengan menghasilkan sebanyak 22-30 buah dengan tidak tergantung musim. Sangat disayangkan dengan hasil panen yang cukup banyak kalau tidak dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan makanan,salah satunya selai.
         Terung memiliki anekaragam bentuk,ukuran,dan warna buah yang bervariasi. Dari segi bentuk buah, ada yang bulat, bulat panjang dan setengah bulat. Ukuran buahnya antara kecil, sedang sampai besar. Sedangkan warna kulit buah umumnya ungu, ungu tua kehitam hitaman, hijau, hijau muda, hijau keputih putihan.  
            Biasanya terung hanya dimanfaatkan untuk melengkapi hidangan sehari-hari misalnya disajikan sebagai sayuran atau lalapan. Tetapi dengan mengolah terung dalam produk olahan lain seperti selai, maka kita dapat menambah diversifikasi pengolahan dari terung.
            Kegunaan lain dari terung adalah untuk pengobatan perut, menurunkan kolesterol darah mencegah penumpukan lemak dalam jantung, pendarahan pada hidung dan dapat juga digunakan untuk meringankan kegoncangan jiwa pada penyakit syaraf, melawan epilepsi dan penyakit kejang lainnya.
Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa terung selain digunakan untuk berbagai macam masakan  dan obat tradisional tapi juga dapat diolah menjadi produk olahan lain yaitu  selai sehingga dapat menambah diversifikasi dari pengolahan terung.
            Hal inilah yang mendorong penulis berkeinginan melakukan penelitian untuk melihat kualitas selai yang menggunakan terung jepang farmers long dengan selai yang menggunakan terung Medan dengan alasan kedua jenis terung ini mempunyai ciri-ciri fisik seperti warna, bentuk maupun ukuran buah yang sangat berbeda.

A.  Daerah Asal Dan Penyebaran Tanaman Terung
            Terung (Solanum Melongena ) merupakan tanaman asli daerah tropis. Tanaman ini diduga berasal   dari Asia Tenggara terutama Negara India dan Birma. Dikawasan ini terdapat aneka jenis terung, baik yang  dibudidayakan maupun yang tumbu secara liar. Pusat keanekaragamnya yang kedua adalah Negara Cina yang kemudian tanaman ini tersebar dan dibudidayakan dinegara-negara yang beriklim sedang lainnya diseluruh dunia termasuk Indonesia.
            Oleh karena tersebar dibanyak negara, tidak mengherankan apabila tanaman ini memiliki nama khas dinegara atau daerah tertentu, misalnya eggplant, gardenegg, aubergine, melongena, brinjal, eierplant,  eirefrucht (Eropa); kathiri-kai (Tamil atau Srilanka); ai-kua (Kanton); qie-zi (Cina); nasubi (Jepang); dan terung (Melayu).
            Di Indonesia tanaman ini telah tersebar dipenjuru tanah air. Dimasing-masing daerah, tanaman terung disebut dengan nama yang berbeda-beda, misalnya : terung cokrom (Sunda); terung encung (Jawa); toru (Nias); tiung (Lampung); cung, tuung (Bali); Terung poki-poki (Menado); fofoki(Ternate); kaumenu (Timor); trueng (Aceh); trong (Gayo); reteng (Batak); ledi (Sasak); kaduwi (Bima); kenduru (Sumba); turung     (Ambon); lilisu olana (Pulau Roti); antibu (Grontalo); bodong-bodong (Makasar) cucumu (Halmahera); dan papalo atau turium (Irian).
B.. Budidaya tanaman Terung
              Seperti kutipan dari www. Trubus-online.com di Indonesia tanaman ini tersebar dipenjuru tanah air. Dengan ciri-ciri tanaman berbentuk perdu yang batangnya pendek, berkayu, bercabang dan tumbuh dekat dengan permukaan tanah. Tinggi tanaman ini bervariasi antara 50-150 cm. tanaman terung ini dapat  tumbuh hampir disemua jenis tanah yang gembur dan subur, dapat juga tumbuh didaerah yang curah hujannya sedang, cuaca yang panas dan beriklim kering.
            Dapat ditanam pada musim kemarau atau pada musim penghujan, asalkan saja pembuangan airnya diatur sebaik mungkin selama tanah tidak becek dan tergenang air. Tanaman terung ini juga dapat tumbuh dan berproduksi baik didataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Ketinggian tempat yang sesuai dengan tanaman ini anatara 1- 1200 meter diatas permukaan laut.
            Tanaman terung mempunyai umur hidup dan periode berbuah yang cukup panjang. Bila dirawat dengan baik maka umur tanaman dapat mencapai 6-7 bulan bahkan lebih. Panen sudah dapat dilakukan 4 atau 5 bulan setelah ditanam dengan menghasilkan sebanyak 22-30 buah dengan tidak tergantung musim. Tiap tanaman terung dapat dipanen hingga 13-15 kali atau lebih, bahkan bila pemeliharaannya baik dapat tumbuh terus menerus.(Rukmana,1994)
            Karena tanaman ini sangat mudah tumbuh dan subur sehingga hasil panen yang dihasilkan cukup banyak dan buah terung dapat dengan mudah diperoleh dimana saja dari pasar tradisionil  hingga disupermarket. (Prayitno, 2002)
C. Manfaat Tanaman Terung
            Menurut Adi Soetasad, dkk (2003) bagian tanaman terung yang dimanfaatkan untuk hidangan masakan adalah buahnya. Kulit buahnya liat tetapi bila digigit renyah. Bila dimasak buah terung akan menjadi layu atau lemas sehingga rasanya menjadi lebih enak. Terung banyak dikomsumsi setelah digoreng, disayur, ataupun dimakan mentah sebagai lalapan.
            Orang Jepang atau orang-orang yang menyukai masakan jepang pasti mengenal masakan dengan nama tempura dan terung panggang. Salah satu bahan untuk membuat tempura adalah terung yang dipotong tipis memanjang, digoreng dengan tepung dan telur, lalu dimakan dengan kecap dan acar. Adapun terung panggang dibuat dari terung yang dipanggang kemudian digoreng dan dicampur dengan cabai dan bawang merah.
            Sementara orang Amerika biasa memakan terung dengan cara di panggang lebih dahulu, kemudian dimakan dengan siraman keju, susu dan tepung. Di Indonesia terung biasanya diolah untuk melengkapi kebutuhan menu sehari-hari, misalnya dibuat sayuran atau lalapan saja. Tetapi terung juga dapat diolah menjadi produk olahan yang berkualitas seperi selai, sehingga dapat menambah diversifikasi teknik pengolahan dari terung tersebut.
            Selain dikomsumsi sebagai bahan makanan, terung ternyata mempunyai khasiat sebagai bahan obat tradisionil antara lain untuk mengurangi hipertensi, melancarkan sirkulasi darah,mengatasi bronkitis,mengatasi diabetes,rematik dan radang sendi,menurunkan kolesterol,sakit wasir,anti kanker. Berdasarkan kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri maupun balai penelitian  Tanaman Rempah dan Obat menyebutkan bahwa khasiat ampuh terung disebabkan oleh kandungan alkaloid solanin yang dapat juga digunakan sebagai bahan baku obat untuk kontrasepsi oral keluarga berencana (Pil KB).
D.  Komposisi Zat Gizi Terung
            Seperti jenis sayuran pada umumnya, terung juga merupakan sayuran buah yang cukup tinggi kandungan zat gizinya.  Berdasarkan beberapa hasil pengujian, didalam setiap 100 gram buah terung mengandung komponen zat gizi sebagai berikut
                   Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Terung dalam 100 gram
Komponen Gizi
Terung Segar
Terung Kukus
Energi (kal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Kalsium (mg)
Fosfort (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin C (mg)
Vitamin B1 (mg)
Air (gr)
24,0
1,1
0,2
5,5
15,0
37,0
0,4
4,0
5,0
0,04
92,7
23
1,8
0,1
4,9
40,0
13,0
0,5
0
2,0
0,10
92,7
                                                           
Sumber : Hardiansyah dan Dodik Briawan, 1990.

E.  Jenis - jenis Terung
               Terung mempunyai aneka bentuk, ukuran, dan warna buah yang bervariasi, Varietas terung yang telah diuji oleh Balai Penelitian Hortikultura Lembang diantaranya adalahvarietas lokal dan varietas luar negeri khususnya negara Jepang. Menurut Adi Soetasad , dkk (2003) jenis-jenis varietas terung lokal itu adalah : Terung Gelatik, atau Terung Lalap, Terung Kopek, Terung Craigi, Terung Bogor atau Terung Kelapa dan Terung Medan atau Terung Telunjuk. Sedangkan jenis-jenis varietas Terung Jepang adalah Terung Farmers Long dan Money Makers.
               Jenis terung yang diambil untuk penelitian ini merupakan salah satu dari kedua varietas terung, varietas terung lokal yaitu Terung Medan atau Terung Telunjuk dan varietas Terung Jepang yaitu Terung Farmers Long. Dikarenakan kedua jenis terung ini mempunyai ciri-ciri fisik yang  sangat  berbeda.
1.      Terung Medan atau Terung Telunjuk.
Terung ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
             -    Bentuk buahnya bulat panjang
-          Mempunyai ukuran yang tergolong mini
-          Warnanya hijau muda bergaris-garis putih
-          Rasanya manis sedikit agak asam
-          Banyak terdapat dikota Medan
2.      Terung Farmers Long.
       Terung ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
             -    Bentuk buahnya lurus panjang
-    Kulit buahnya berwarna ungu kehitam-hitaman
-    Mempunyai serat daging yang halus dan lembut
-    Daging buahnya tebal, lunak dan berair


 F.  Pengertian Selai
           Menurut Fachruddin (1997) menyebutkan selai buah merupakan salah satu produk semi basah yang cukup dikenal dan disukai oleh masyarakat. Food dan Drug Administrasi (FDA) mendefinisikan selai sebagai produk olahan buah-buahan, baik berupa buah segar, buah beku, buah kaleng maupun campuran ketiganya dalam proporsi tertentu terhadap gula (sukrosa) dengan atau tanpa penambahan air. Namun, proporsinya dapat disesuaikan dengan selera dan cita rasa yang diinginkan.
           Namun ada pula yang mengatakan bahwa selai merupakan suatu cacahan buah yang diolah menjadi struktur gel yang berisi buah-buahan yang dalam keadaan  matang dan halus serta memiliki serat daging yang lembut sangat baik dipergunakan sebagai bahan selai.
           Menurut Asadayanti (1991) selai yang sering disebut jam adalah makanan setengah padat atau kental yang terbuat dari bubur buah dan gula. Margono (2000) menjelaskan selai adalah makanan semi padat atau kental terbuat dari bubur buah dan gula.
          Yang dimaksud dengan bubur buah adalah daging buah yang telah dihaluskan. Selai diperoleh dengan jalan memanaskan campuran antara bubur buah dengan gula, kemudian pemanasan dengan api sedang. Pemanasan atau pemasakan yang terlalu lama menyebabkan hasil selai menjadi keras dan membentuk kristal gula. Sedangkan bila terlalu cepat selai yang dihasilkan akan encer sehingga kurang baik kualitasnya. (Margono, 2000).

G.  Bahan dan Proses Pembuatan Selai
1.  Bahan
          Bahan-bahan pokok yang digunakan dalam pembuatan selai adalah sebagai berikut :
     a.  Buah
          Buah yang digunakan sangat menentukan dalam pembuatan selai. Buah yang akan dijadikan selai terung dipilih yang bermutu baik dan yang muda.    Sedangkan buah yang terlalu matang membuat warna, aroma, pektin, dan rasa asam pada buah berkurang. Biasanya buah yang sudah cukup umur lebih  halus dan mempunyai serat daging yang lembut sangat baik dipergunakan sebagai bahan dasar pembuatan selai.
     b. Gula
          Dalam pembuatan selai, gula yang digunakan adalah sukrosa yang sehari-hari dikenal sebagai gula pasir. Tujuan penambahan gula ini untuk memperoleh tekstur, tampilan dan flavour yang ideal. Selain itu gula dapat berfungsi sebagai pengawet, karena larutan gula dapat mencegah pertumbuhan bakteri ragi dan kapang. Penambahan gula akan mempengaruhi keseimbangan air dan pektin yang ada. Buah dengan kandungan pektin yang rendah penambahan gula sebaiknya dikurangi, sebaliknya buah yang kandungan pektinnya tinggi penambahan gula sebaiknya diperbanyak.
     c. Asam sitrat
          Dalam pengolahan makanan hususnya yang berupa sirup dan selai penambahan asam bertujuan mengatur Ph, menghindari pengkristalan gula dan menambah cita rasa asam sehingga makanan tersebut lebih baik rasanya. Ph yang dikehendaki dalam pembuatan selai adalah asam sitrat. Penggunaan asam tidak mutlak, tetapi hanya apabila diperlukan saja. Sesuai dengan peraturan mentri kesehatan RI Nomor : 22/MENKES/PER/IX/88 tentang bahan tambahan makanan, jumlah batas maksimum penggunaan asam sitrat terhadap jamu atau selai yaitu secukupnya hingga Ph antara 2,8 dan 3,5. Biasanya bahan tambahan makanan ini diperdagangkan dalam bentuk monohidrat yang berupa kristal putih, tidak berbau, berasa asam dan mudah larut dalam air dan alkohol.
     d. Natrium Benzoat
          Natrium benzoat digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.
Natrium benzoat berbentuk kristal putih yang rasanya manis dan kadang-kadang sepat. Natrium benzoat efektif digunakan pada Ph 2,5-4,0. Daya awetnya akan menurun dengan meningkatnya Ph. Penggunaan benzoat murni relatif tidak mempengaruhi rasa dan aroma pada makanan.
       e. Air Kapur
          Air kapur merupakan salah satu bahan tambahan yang digunakan untuk merendam terung sebelum diproses lebih lanjut. Perendaman terung dalam larutan air kapur diharapkan mampu mempertahankan warna terung agar tidak hitam setelah dipotong-potong dan menghilangkan rasa getir serta rasa gatal pada terung. Kapur yang digunakan dalam proses pengolahan terung khususnya untuk perendaman, biasanya berbentuk susu kapur yang merupakan cairan putih susu yang mengandung kapur mati. (Prayitno, 2002)


2.  Proses pembuatan Selai
Proses pembuatan selai terung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Pertama-tama buah terung disortir, dipilih yang muda dan segar, lalu dibersihkan dari kotoran dengan cara mencuci.
b.      Kemudian terung ditusuk-tusuk dengan menggunakan garpu, dengan tujuan untuk mempermudah penyerapan air kapur saat proses perendaman.
c.       Terung dipotong-potong sesuai ukuran yang dikehendaki, dan direndam dalam larutan air kapur selama 5 jam.
d.      Setelah perendaman dianggap cukup, lalu terung diangkat dari dalam larutan kapur dan dibilas dengan air sampai bersih. Kemudian ditiriskan.
e.       Terung dikukus atau disteaming selama 20 menit, sampai terung matang dan layu. Kemudian diblender dengan ditambah air sedikit. Sehingga diperoleh bubur terung yang sudah halus.
f.       Bubur terung yang sudah halus diberi gula pasir,asam sitrat dan natrium benzonat diaduk dan dimasak.
g.      Proses memasak dilakukan dengan cara mengaduk-aduk adonan selai hingga 30 menit sehingga terbentuk selai dengan kekentalan tertentu.
h.      Setelah mencapai kekentalan yang diinginkan, selai diangkat dan masukkan kedalam botol.
i.        Selai yang sudah selesai diproses dapat dihidangkan bersama dengan roti atau disimpan.  



H. Hasil Penelitian
            Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah kualitas selai yang terbuat dari terung Medan dan selai yang terbuat dari terung Farmers Long. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur tersebut diperoleh hasil melalui Pengujian yang dilakukan 3 kali eksperimen yang dikelompokkan menjadi kelompok A1,A2, dan A3 untuk selai Terung Medan dan kelompok B1,B2,dan B3 untuk selai Terung Farmers Long.
Setelah dibahas permasalahan yang diteliti, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pada panelis terlatih hasil yang diperoleh yaitu warna selai yang terbuat dari Terung Medan lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Farmers Long, rasa selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Medan, aroma selai yang terbuat dari Terung Medan lebih baik dari selai yang terbuat dari selai Terung Farmers Long, dan tekstur selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Medan.
2.      Pada panelis agak terlatih hasil yang diperoleh yaitu warna selai yang terbuat dari    Terung Medan lebih baik dari Terung Farmers Long, rasa selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yang terbuat dari Terong Medan, aroma selai   yang terbuat dari Terong Medan lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Farmers Long, dan tekstur selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik  dari selai yang terbuat dari Terung Medan.
3.      Pada panelis tidak terlatih hasil yang diperoleh yaitu warna selai yang terbuat dari Terung Medan lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Farmers Long, rasa selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yag terbuat dari selai Terung Medan, aroma selai yang terbuat dari terung Medan lebih baik dari selai Terung Farmers Long, dan tekstur selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Medan.
4.      Hasil yang diperoleh dari keseluruhan panelis yaitu warna selai yang terbuat dari Terung Medan lebih baik dari selai yang terbuat dari  Terung Farmers Long, rasa selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Medan, aroma selai yang terbuat dari  Terung Medan lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Farmers Long, dan tekstur selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Medan.
5.      Bila dilihat dari rata-rata perhitungan ternyata warna dan aroma selai Terung Medan lebih baik dari selai Terung Farmers Long, sedangkan rasa dan tekstur selai yang terbuat dari Terung Farmers Long lebih baik dari selai yang terbuat dari Terung Medan. Ini berarti bahwa selai Terung Medan dan selai Terung Farmers Long, baik untuk dipasarkan dilihat dari kelebihan maupun kekurangan tiap jenis terung masih dapat diperbaiki.

Rekomendasi
  1. Dalam proses pembuatan selai terung hendaknya kita pergunakan zat tambahan berupa natrium benzoat untuk menambah daya tahannya dan asam sitrat untuk memperbaiki citarasanya
  2. Untuk memperbaiki warna dan aroma selai sebaiknya ditambahkan warna dan aroma alami berupa daun pandan dan daun suji ataupun aroma sintetis berupa essence.
  3. Untuk mendapatkan tekstur selai yang baik hendaknya proses penghancuran dilakukan sampai benar – benar  terung lumat.
  4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan uji klinis pada selai terung guna mengetahui komposisi kandungan zat gizi setelah terung diolah menjadi selai.





DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta . Rineka Cipta.
Budidaya Terung Lokal dan Terung Jepang, Jakarta. Penebar Swadaya
Fachnuddin, L.1997. Membuat Aneka Selai. Yogyakarta. Kanisius
Hadi Sutrisno.Prof. Drs. 2004. Metodologi Research 1& 2
Jean – Claude Corbell, 2007. The Visual Dictionary Definitions. Gramedia.
Margono.T. 2000. Selai dan Jeli. Jakarta. Grasindo.
Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi Dan Jasa Boga. Jakarta. Bhratara  Niaga Media.
Prayitno S.2002. Aneka Olahan Terung. Yogyakarta.
Rukmana R. 1994. Bertanam Terung. Yogyakarta. Kanisius
Soetasad, AA. Muryanti S, Sunarjono, H. 2003. Budi Daya Terung Lokal Dan Terung Jepang, Jakarta. Penebar Swadaya.
Poerwadarminta W.J.S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.
Wira Kusuma. E. S.2004. Buah Dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta. Penebar Wsadaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar